Karya : Gutamining Saida
Pagi itu, suasana kantor penuh dengan semangat Hari Kemerdekaan. Seragam hari itu beraneka ragam, PNS memakai seragam korpri lengkap, ada yang putih hitam, peserta didik dibagi dua yaitu kelas tujuh memakai pramuka, kelas delapan dan sembilan memakai seragam OSIS. Bapak Pembina upacara yaitu bapak Kepala Sekolah Prasetyo Cahyo Nugroho, S. Pd, M.M memakai pakaian adat Jawa.
Teman sekantor yang bernama ibu Heny datang lebih awal, membawa tentengan kresek berisi berbagai jajanan pasar yang diletakkan di meja. Beliau saai ini menjabat sebagai wakil kepala sekolah bidang kesiswaan. Beliau saat ke kantor sering membawa aneka masakan, sayur, krupuk dan jajanan. Sehingga suasana ini sudah menjadi tidak asing bagi teman-teman sekantor. Tanpa disadari oleh sebagian besar rekan kerja, hari itu adalah hari ulang tahunnya. Semua sibuk dengan persiapan acara peringatan kemerdekaan, dan tak ada yang tampak ingat akan momen istimewa tersebut. Sebagian guru mempersiapkan lapangan yang akan dipakai upacara. Beberapa guru mengatur barisan peserta didik.
Namun, saya ingin tampil berbeda. Malam sebelumnya, saya sudah ingat bila besok beliau dan pak Tulas ulang tahun. Maka saya tidak ingin melewatkan kesempatan baik ini dan penuh kesan. Saya telah mempersiapkan sesuatu yang spesial. Walau bagi orang lain tak ada harganya. Namun bagi saya adalah suatu kebahagiaan tersendiri. Saya sengaja menulis sebuah puisi akrostik yang saya buat dengan penuh perasaan, siap untuk diberikan sebagai kejutan.
Jajanan yang diletakkan di meja aneka macam jenis, ada gethuk dibungkus daun jati, roti kabin ada isinya, cenil ditusuk sate dan lain sebagainya. Sebagian guru langsung mengambil dan menikmati. Tiba-tiba ada yang baru datang langsungmemberi komentar.
“Siapa yang bawa, dijual apa gratis?” ucap salah satu guru
“Gratis, monggo syukuran!” jawab bu Heny singkat.
E e e e gak syukuran, sekedar untuk dinikmati bersama.
Saat momen tepat tiba, saya mendekatinya dengan senyuman hangat. Setelah semua orang menikmati jajanan, saya memberikan ucapan dan doa ulang tahun. Sebagian guru mengamati saya dan bu Heny berpelukan. Akhirnya satu demi satu mendekat memberikan ucapan. Mereka baru sadar bila tanggal 17 Agustus ulang tahunnya. Sekantor SMPN 1 Kedungtuban ada dua guru yang ulang tahun.
Saya sebelumnya sudah mengirimkan chats ucapan ulang tahun dan sebuah puisi namun belum dilihatnya dan dibuka handphonya. Beliau asyik melihat youtube.
Puisi itu tidak hanya mengingatkan rekan-rekan kerja tentang hari istimewa itu, tetapi juga membawa kehangatan dan kebahagiaan di tengah perayaan kemerdekaan. Ucapan selamat ulang tahun pun mengalir, dan bu Heny tersenyum lebar, merasa sangat dihargai. Hari itu menjadi lebih berarti, tak hanya sebagai peringatan kemerdekaan, tetapi juga perayaan persahabatan dan perhatian di antara rekan kerja.
Inilah puisi yang saya kirim ke bu Heny.
Heny Purwaningsih
Karya: Gutamining Saida
Hari-hari penuh dengan pengabdianmu
Energi tak pernah padam di setiap langkahmu
Namamu tersimpan dalam hati setiap siswa siswimu
Yakinkan akan masa depan yang lebih cerah bagi anak didikmu
Pengorbananmu tak akan terhitung nilainya
Untuk mendidik generasi bangsa dengan sepenuh hati dan jiwa
Rela memberikan ilmu tanpa batas dan rasa ikhlas
Waktu tenaga kau curahkan tanpa ragu dan batas
Ajakanmu tak hanya dalam ucapan namun juga dalam tindakan
Nilai-nilai kebaikan selalu kau tanamkan
Inspirasi yang kau berikan akan terus hidupkan masa depan
Nafas pendidikan menjadi lebih bermakna karenamu
Gigih memperjuangkan hak setiap anak untuk menerima pembelajaran
Setiap usahamu adalah cahaya bagi masa depan pendidikan
Iman dan kasih sayang menjadi landasan setiap langkahmu
Harapan bangsa ada dalam genggamanmu.
Kedungtuban, 17 Agustus 2024
Selang beberapa menit kemudian saya kirim ucapan dan doa kepada pak Tulas. Saat itu Beliau sangat sibuk mempersiapkan pelaksanaan upacara hari kemerdekaan. Dan saat tahun ini beliau bergabung di tiem kurikulum.
TULAS AGUS NUR YASIN
Karya : Gutamining Saida
Tak kenal lelah dalam setiap langkahmu
Untuk pendidikan bangsa kau dedikasikan hidupmu
Lebih dari sekadar mengajar namun kau bentuk masa depan anak bangsa
Amanah pendidikan kau emban dengan tulus sabar ikhlas di dada
Semangatmu membara tak pernah terpadamkan oleh seribu badai
Agar anak bangsa tumbuh cerdas bijak dengan keadaan masa depan
Giat kau membimbing tanpa henti bahkan penuh kecintaan
Untuk setiap murid kau beri seribu harapan
Setiap kata yang terucap mengandung pembelajaran
Namamu akan selalu diingat dalam setiap keberhasilan
Untuk setiap jiwa yang telah kau sentuh dengan pendidikan
Rela berkorban tanpa mengharapkan balasan
Yakin bahwa pendidikan adalah jalan untuk perubahan
Amal ibadahmu menjadi bekal hidup tuk keabadian
Setiap usaha yang kau lakukan tak akan sia-sia di mata Tuhan
Ilmu yang kau tanam akan terus tumbuh bertaburan
Nasionalisme cinta tanah air kau tanamkan dalam hati jiwa siswa tuk masa depan
Kedungtuban, 17 Agustus 2024
Saya tidak menunggu lama, sudah ada suara chats masuk. Walau sibuk, beliau masih menyisihkan waktu untuk melihat handphone. Saya merasa senang, bahagia di tengah sibukan hari kemerdekaan ada aura kehangatan bahwa dibalik aktivitas teman sekantor. Saya dan rekan-rekan merasa pedudi dengan hari special mereka. BARAKALLAH FII UMRIK BUAT BU HENY DAN PAK TULAS. SEMOGA SEMAKIN SUKSES, BAHAGIA DUNIA AKHIRAT. Aamiin.
Cepu, 18 Agustua 2024
Beri Komentar